Jumat, 17 April 2009

Hari yang Aneh











" ...

Kok aneh... Inilah hari yang aneh

Aneh deh... Ya memang hari yang aneh
... "

‘Hari yang Aneh’ sebuah reality show yang membuat hari si artis menjadi terasa aneh. Saya kira itu hanya bisa terjadi di televisi saja, tetapi ternyata saya alami juga pada hari Minggu, 12 April 2009, kemarin. Keapesan beruntun terus datang tanpa diduga dan tanpa kompromi. Semua yang telah dipersiapkan, direncanakan dan berada di angan-angan, hilang sudah.

Diawali hari Minggu pagi, perjalanan pulang ke Surabaya. Sebenarnya saya biasa ke Surabaya naik kereta Cantik Express, dikarenakan beberapa faktor, yang pertama adalah ingin tiba di Surabaya lebih awal, untuk menghadiri sebuah resepsi pernikahan, dan yang kedua karena kehabisan tiket. Jadilah saya naik kereta ekonomi Logawa. Sesuai jadwal, kereta Logawa berangkat dari Stasiun Jember pukul 5 pagi, satu jam lebih awal dari jadwal keberangkatan kereta Cantik Express. Entah mengapa pagi itu saya baru bangun tidur pukul 04.30 WIB, padahal alarm sudah saya setel pukul 4 pagi. Itupun tidak bangun sendiri, ibu saya yang membangunkan sambil marah-marah. Inilah awal dari segalanya, segala keanehan yang saya alami hari itu.

Tiga puluh menit lagi, adalah waktu yang tersedia untuk mencapai Stasiun Jember. Mendengar suara alarm yang sangat keras, bukan berasal dari hape saya, tetapi berasal dari suara ibu, hehe... Saya langsung terbangun, melihat ke arah jam, tanpa sempat lagi mendengarkan nasehat ibu saya (lebih tepatnya omelan), langsung menuju kamar mandi, sikat gigi, ambil wudhu, sholat subuh biar diberi keselamatan, walaupun sholatnya bisa digologkan kategori express. Kemudian, kebiasaan buruk saya jika ingin berpergian adalah ‘packing’ di saat-saat terakhir. Inilah yang membuat waktu saya semakin tipis. Alhasil banyak barang-barang yang tertinggal, termasuk oleh-oleh titipan teman saya, sorry... Seperti biasa, sebelum berangkat saya berkewajiban menghabiskan sarapan terlebih dahulu. Jika tidak, saya tidak mungkin diijinkan untuk berangkat, prinsip ibu saya mungkin lebih baik terlambat daripada tidak sarapan, hoho... Sungguh tidak nyaman dikejar-kejar waktu seperti ini.

Diantar ayah menuju stasiun, ternyata tidak makan waktu lama, karena jalanan masih sepi. Pukul 04.55 WIB sampailah di Stasiun Jember, Alhamdulillah, bisa agak santai berjalan menuju loket. Wuihh!!! Sampai di loket saya dikejutkan oleh antrian pembeli tiket yang sangat panjang. Tidak biasanya ramai seperti ini, mungkin karena ini arus balik, setelah libur pemilu. Semakin meruntuhkan semangat saya saja, ingin pulang ke rumah lagi rasanya, tapi ayah saya sudah ngacir pergi. Untunglah malaikat penyelamatku datang, namanya Fajar, teman satu kos, memang sudah janjian sebelumnya seh mau pulang bareng. Ternyata saya sudah dibelikan tiket olehnya, yess! tidak perlu antri, kami langsung naik ke kereta, cari tempat duduk yang nyaman.

Di dalam kereta ternyata banyak sekali bertemu teman-teman mahasiswa yang juga pulang ke Surabaya. Di antaranya ada Agita dan Aya, dari Jurusan Teknik Industri ITS. Sungguh menyenangkan, menjadi setitik embun di pagi hari, haha lebay... Jadinya kami berempat duduk bareng berhadap-hadapan. Kami asik ngobrol, tapi saya lebih banyak diam dan mendengarkan, mengamati mereka berbicara. Mata saya terasa sangat berat, mungkin ini adalah multiple effect dari udara sejuk pagi hari, perut yang terisi penuh, dan saya yang belum mandi tadi, hahaha... Tidak terasa saya sudah memasuki alam bawah sadar, tidur lebih dalam dan mimpi indah, seperti terkena hipnotis Romi Rafael.


Beberapa jam kemudian, sekitar pukul 08.00 WIB, terasa sangat gerah sekali di dalam gerbong ini. Saya pikir biasa lah namanya juga kereta ekonomi, tetapi kenapa perasaan saya tidak enak. Saya pun terbangun dari tidur, mengamati sekitar, tentu saja ada yang janggal, kenapa kereta ini berhenti di tengah-tengah perjalanan, tidak seperti biasanya yang hanya berhenti di stasiun saja. Saya coba bertanya pada teman saya, tapi mereka masih lelap tidur, seakan tidak merasakan panas dari sinar matahari yang menembus sampai ke dalam gerbong. Mungkin kress, masih menunggu kereta dari arah lain, pikir saya.

Satu jam kemudian, kereta Cantik Express lewat di sebelah kami, seakan berbicara “Dadaaahhh... kami duluan ya!” Seluruh penumpang mulai terlihat bingung, semua bangkit dari tidurnya, bahkan bangkit dari tempat duduknya, pasti ada yang tidak beres. Seharusnya kereta kami dulu yang sampai di Surabaya. Menurut jadwal, kereta Logawa tiba di Stasiun Gubeng pukul 09.00 WIB, sedangkan kereta Cantik Express tiba pukul 10.00 WIB, mengapa di tengah jalan kereta kami didahului. Informasi berdatangan, tentu saja dari mulut ke mulut, yang tidak jelas sumber dan kebenarannya. Isu pun menyebar, katanya lokomotif rusak, masih menunggu kiriman lokomotif pengganti dari Jember, yang akan datang berbarengan dengan kereta Sri Tanjung, sekitar pukul 12.00 WIB, mampus!!! Sontak para penumpang gelisah, bahkan tidak sedikit yang turun dan melanjutkan perjalanan dengan naik bus. Kami mencoba bersabar menunggu perkembangan selanjutnya. Pupus sudah rencana saya dan Fajar untuk menghadiri resepsi pernikahan teman kami, mbak Silvi biasa kami memanggil. Yah... apa boleh buat, bukan kesalahan kami.


Kami pun terus bersabar menunggu, bersama sebagian penumpang lainnya. Di dalam gerbong yang sangat panas, keringat pun bercucuran. Gak rugi saya tidak mandi tadi pagi, karena sekarang tidak ada bedanya yang sudah mandi dan yang belum, hoho... Kesabaran itu membuahkan hasil juga, sekitar pukul 10.00 WIB, tiba-tiba terdengar suara mesin lokomotif, dan getarannya terasa dari gerbong kami. Nampaknya lokomotif berhasil diperbaiki, jadi tidak perlu menunggu lokomotif pengganti dari Jember. Menurut perhitungan, jika perjalanan lancar, kami akan tiba di Surabaya sekitar pukul 11.30 WIB. Itu berarti harapan untuk menghadiri resepsi pernikahan mbak Silvi masih ada, karena di undangan tertera acara pukul 09.30 – 13.00 WIB.

Sungguh perjalanan yang melelahkan. Perut saya mulai terasa lapar, padahal tadi pagi sudah diisi penuh. Mengapa cepat sekali kosongnya, padahal aktivitas yang dilakukan hanya tidur dan duduk, hehe... Tapi teman-teman saya pun merasakan hal yang sama, wajar kok. Sudah terbayang-bayang makanan di resepsi nanti, jadi tidak sabar rasanya ingin cepat sampai. Tapi kedua cewek ini terus saja menghasut, katanya tidak cukup waktunya lah, mau hujan lah, hahaha... Dasar!!!

Pukul 11.30 WIB, kereta Logawa tiba di Stasiun Gubeng, Surabaya. Tanpa membuang-buang waktu lagi saya dan Fajar cepat-cepat turun dari kereta dan keluar stasiun, menghampiri jemputan, langsung menuju Sacharosa tentunya. Sampai di kosan, jam sudah menunjukkan pukul 12.00 WIB, wah... lagi-lagi harus kejar-kejaran dengan waktu. Saya langsung mandi agar terlihat fresh, kemudian setrika baju biar terlihat rapi. Pukul 12.30 WIB kami siap berangkat, tapi kami cuma berempat, anggota Sacharosa laiinya masih sibuk mudik, gak seru!!!

Resepsi bertempat di Mapolda Jawa Timur, menggunakan dua buah sepeda motor, kami langsung tancap gas. Perjalanan dari Sacharosa menuju Mapolda ditempuh hanya dalam waktu sepuluh menit, huffh! Sampai juga akhirnya. Tapi kenapa perasaan kami jadi tidak enak lagi, ada yang salah kayaknya. Setelah dikroscek ke satpam, ternyata benar, ini bukan resepsinya mbak Silvi, ini resepsi orang lain. Memang acaranya barengan, tapi satunya bertempat di gedung sebelumnya. Putar balik!!!

Ketemu juga tempat yang dimaksud, parkir motor, langsung menuju ke dalam gedung. Jam menunjukkan pukul 13.00 WIB tepat. Acaranya sudah selesai kayaknya, sudah sepi, banyak orang yang beres-beres. Hilang sudah kesempatan untuk menyaksikan resepsi pernikahan, sebuah prosesi ‘ngunduh mantu’ khas Jawa Timur, sungguh mengecewakan. Tak apalah, niat kami kan mau mengucapkan selamat, yang penting bisa ketemu. Untunglah di dalam masih ada mbak Silvi-nya. Kami pun disambut hangat, walaupun mempelai prianya tidak terlihat, sibuk beres-beres kayaknya. Kami pun disuruh makan, walaupun hanya sedikit menu yang tersisa, bahkan hampir diberesi sama cleaning servicenya, lumayan lah, walaupun jauh dari ekspetasi saya, haha.. Setelah kenyang, kami pamit pulang, gak enak lama-lama mengganggu, hehe..


Perjalanan pulang bisa agak santai, tidak perlu ngebut lagi. Menikmati hembusan angin di atas sepeda motor, di tengah teriknya dan panasnya hawa kota Surabaya. Wuih!!! So Hot!!! Tenggorokan terasa kering sekali, kami mampir dulu di dekat kampus Deteksi, beli degan ijo, sueger!!!


Biasanya di akhir acara ‘Hari yang Aneh’, presenter ‘Uya Kuya’ mendatangi si artis untuk memberitahukan kalau dia telah dikerjain. Beda dengan ini, kok gak ada yang datang ya, mudah-mudahan kesialan saya ini cukup sampai di sini saja.


***

Sacharosa mengucapkan kepada Doddy Fairdyance dan Silviana Husein, selamat menempuh hidup baru, semoga menjadi keluarga yang sakinah, mawadah, dah warohmah, amin.


Kalimat indah buat mereka :

Kalian telah diciptakan berpasang-pasangan, dan selamanya pula kalian akan berpasanagan.
Tapi biarkan ada ruang antara kalian, tempat angin surgawi melintas dan memainkan tarian.
Saling mengasihilah selalu, tapi jangan jadikan cinta sebagai belenggu.
Biarkan cinta bergerak, mengalir antara dua cinta.
Bernyanyi dan menarilah bersama dalam segala suka dan duka, dan sisakan ruang bagi masing-masing untuk menghayati ketunggalannya.
Berikan hati, namun jangan saling menguasainya, sebab hanya tangan kehidupan yang akan mampu mencukupi.

(Kahlil Gibran)


3 komentar:

  1. Hohohoho...
    Oalah... ini ta hari yg aneh kmarin...
    ya... ya.. ya...
    ternyata... hobi gk mandi yoh...
    ketahuan dah...
    hahahaha... gt ngenyek2 org lain.. =D

    BalasHapus
  2. Selalu salah menyimpulkan mbak yang satu ini...
    Bukan hobi ga mandi, tapi memang ga sempat, waktunya mepet...
    Jangan samakan orang lain dengan dirimu... hehehe...

    BalasHapus
  3. gilani setz nang kreto gak aduz...

    degane kemahalan, pdhal gak ada isine...dibujuki yang jual, hah!

    BalasHapus