Kamis, 30 April 2009

Kuliah Tamu

Rabu, 29 April 2009, bertempat di Ruang Sidang Jurusan Teknik Sipil ITS, diadakan kuliah tamu dengan tema ‘Pelaksanaan Recycling dengan Cold Milling Machine Dalam Rangka Preservasi Jalan dan Penghematan Biaya / Sumber Daya Alam’, dengan pembicara DR. Ir. Martinus Agus Sugiyanto, MT. Kuliah tamu yang menjadi agenda rutin Jurusan Teknik Sipil ITS, kali ini demoderatori oleh Prof. Indrasurya B. Mochtar, yang kebetulan dulu adalah salah satu penguji disertasi dari Bapak Martinus ini, tidak heran jika mereka berdua terlihat akrab. Sebuah kuliah tamu yang sangat menarik sekaligus bermanfaat sebagai tambahan pengetahuan baru, terutama bagi mahasiswa seperti saya. Kali ini saya coba mereview apa yang telah disampaikan pada kuliah tersebut, tentunya menggunakan gaya bahasa saya sendiri yang lebih simpel. Semoga bisa bermanfaat, terutama bagi mahasiswa yang tidak sempat mengikuti atau berhalangan hadir.

Permasalahan klasik perkerasan Jalan Nasional seakan tak kunjung terselesaikan. Pelayanan jalan selalu dianggap kurang memuaskan, padahal fungsi jalan sangat vital bagi perekonomian suatu negara. Banyak upaya telah dilakukan, namun belum ada yang memberikan hasil yang baik.

Permasalahan perkerasan di Indonesia sangat kompleks. Tidak jarang kerusakan perkerasan kita temui di jalan-jalan arteri yang menjadi urat nadi perekonomian nasional. Permasalahan-permasalahan seperti rutting, retak-retak, bleeding, dan drainase seakan menjadi masalah yang tidak kunjung teratasi.


Upaya yang biasa dilakukan untuk mengatasi kerusakan jalan di Indonesia ada dua cara. Pertama yaitu dengan mengganti seluruh perkerasan. Yaitu meng-excavate seluruh lapisan mulai dari lapisan aspal, subbase, base course, sampai subgrade (lapisan tanah asli), kemudian menggantinya dengan lapisan baru. Tentu ini membutuhkan anggaran yang tidak sedikit dan pengerjaannya juga butuh waktu lama.

Upaya kedua yang biasa dilakukan adalah overlay terhadap perkerasan yang rusak. Bisa dilakukan overlay segmen ataupun overlay total. Cara ini memang lebih hemat dan cepat, tapi bukan berarti tidak punya kekurangan. Kekurangannya adalah jika dilakukan overlay terus-menerus, maka elevasi jalan semakin lama akan semakin bertambah tinggi. Ini bisa berbahaya karena daerah di pinggir jalan menjadi lebih rendah dari jalan. Selain itu, jika dilakukan pada jalan di jembatan, maka akan mengurangi tinggi ruang bebas pada jembatan tersebut. Kekurangan lain pada metode overlay adalah masalah retak pada aspal tidak akan teratasi. Karena retak pada lapisan lama akan ter-transfer pada lapisan overlay baru di atasnya. Jadi dalam waktu singkat lapisan overlay baru sudah akan mengalami retak-retak.

Untuk mengatasi permasalah jalan di Indonesia tersebut maka dilakukan metode alternatif daur ulang (recycling). Diusulkan suatu metoda rekonstruksi lapis perkerasan dengan cara daur ulang campuran dingin menggunakan “Foam Bitumen”, yang telah dicoba dilakukan di Jalur Pantura. Dari hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan ini memberikan harapan baik. Pelaksanaan ini selain menunjukkan penghematan, baik biaya maupun sumber daya alam (material), juga hasil berupa konstruksi lapis perkerasan yang memadai.

Prinsip kerja recycling perkerasan beraspal adalah memanfaatkan semaksimal mungkin bahan-bahan existing pada jalan. Jadi meminimalisir penggunaan material baru yang megambil langsung dari alam, untuk tujuan kelestarian dan penghematan sumber daya alam. Lapisan perkerasan jalan yang ada di seluruh panjang jalan di tanah air ini adalah tabungan yang merupakan kekayaan yang luar biasa besar. Dan akan sia-sia kalau dibiarkan menjadi onggokan material yang tak berguna. Maka adalah tanggung jawab bersama untuk memanfaatkan kekayaan itu agar kembali dan lebih berdaya guna bagi kesejahteraan bangsa.


Pekerjaan Recycling untuk lapisan perkerasan beraspal bisa dikategorikan menjadi 5 (lima) kategori utama, yaitu:
- Cold Planning
- Hot Recycling
- Hot in-Place Recycling (HIR)
- Cold Recycling (CR)
- Full Dept Reclamation (FDR)

Kategori pertama yaitu Cold Planning sudah sering dilaksanakan di Indonesia. Sehingga pelapisan baru dapat berfungsi dan mempunyai peforma yang bagus. Pelaksanaan ini juga lazim disebut dengan Cold Milling.

Kategori 2 dan 3 yaitu Hot Recycling dan Hot In Place Recycling (HIR). Beberapa waktu yang lalu awal tahun 90-an pernah dilaksanakan di Indonesia, diantaranya adalah ruas Bewen-Kartosuro (Jawa Tengah) dan Bekasi-Cikampek (Jawa Barat).

Kategori 4 dan 5 yaitu Cold Recycling (CR) dan Full Depth Reclamation (FDR) adalah yang sekarang sedang diterapkan dan dilaksanakan di beberapa paket pembangunan jalan.


Cold Recycling (CR)

Cold Recycling (CR) adalah teknik pelaksanaan rehabilitasi lapis perkerasan jalan, dengan cara daur ulang tanpa menggunakan pemanasan untuk RAP dan tambahan agregatnya (jika diperlukan). Cara ini terdiri dari dua macam yaitu cara ditempat (in place), yaitu pelaksanaan pencampuran RAP, tambahan agregat (jika diperlukan) dan tambahan aspal dilakukan di tempat dengan pemroses tertentu atau Cold In-Place. Recycling (CIR) dan pencampuran di Central Plant atau Cold Central Plant Recycling (CCPR). Menurut ARRA rata-rata ketebalan bervariasi mulai dari 5 cm hingga 10 cm. Pelaksanaan di Indonesia bisa mencapai 15 hingga 20 cm.


Full Depth Reclamation (FDR)

Menurut Asphalt Recycling and Reclaming Association (ARRA), untuk pelaksanaan rehabilitasi dengan teknik daur ulang sepenuh ketebalan lapis perkerasan yang ada, diklasifikasikan sebagai Full Depth Reclamation (FDR). Variasi ketebalan lapis beraspal yang disebutkan ARRA adalah berkisar antara 10 cm hingga 30 cm. Sedang kenyataan di Indonesia ketebalan lapis perkerasan beraspal yang ada (existing) bisa mencapai 70 cm bahkan lebih.

Jika disesuaikan dengan kondisi di Indonesia bisa dibedakan menjadi Full Depth Reclamation dan Semi Full Depth Reclamation.

1. Full Depth Reclamation (CTRB dan CMRFB) adalah kondisi existing memungkinkan untuk direkontruksi menjadi (dari lapis bagian bawah).
- Lapis Granular (existing) yang bisa berfungsi sebagai sub-grade/sub-base.
- CTRB
- CMRFB
- Wearing Course (lapisan baru)

2. Semi Full Depth : kondisi ini terdiri dari 2 (dua) macam kondisi, yaitu :

a. Kondisi existing hanya memungkinkan untuk CTRB saja. Hal ini ditentukan setelah dilakukan test pit kondisi lapisan beraspal existing (calon RAP) tidak memungkinkan di daur ulang (recycling) menjadi CMRFB.
- Existing
- CTRB
- Binder Baru
- Wearing Baru
b. Kondisi existing, yaitu hasil pengamatan dari test pit didapatkan kenyataan bahwa kondisi struktur lapis perkerasan masih bagus / layak sehingga cukup dilakukan daur ulang hanya untuk lapisan beraspal (CMRFB).
- Existing
- CMRFB
- Wearing Course Baru



Begitulah sekilas review kuliah tamu yang diadakan pada hari Rabu, 29 April 2009 kemarin. Yang perlu diperhatikan adalah seberapa pun bagusnya metode preservasi dan rejuvenate perkerasan jalan aspal, jika pengguna jalan tetap tidak sadar dan tetap membawa beban sampai over load, maka semua usaha yang telah dilakukan akan sia-sia saja.

Senin, 27 April 2009

Sacharosa On Fire

Rabu, 15 April 2009, Klampis Sacharosa kebakaran! Baca beritanya di koran gak? Pasti tidak, karena beritanya hanya ada di sini, di sacharosa-rizki.blogspot.com.

Jadi ketagihan nulis ‘diary’ di blog, walaupun terasa aneh memang, buku harian kok dipamer-pamerkan, harusnya kan ditutup rapat dan disimpan rapi. Tapi gak apa-apa lah, yang penting isinya bukan rahasia pribadi dan semua yang ada di dalam sini telah mendapat persetujuan dari pihak-pihak yang bersangkutan. Sebuah kegiatan untuk mengisi waktu luang di tengah-tengah kesibukan mengerjakan ‘tugas akhir’ yang semakin lama semakin membebani hidup saya ini. Tugas akhir yang selalu menghiasi hari-hari saya, bagaikan pacar saja.

“Maafkan aku jika tidak bisa fokus akhir-akhir ini, memang aku sudah bosan denganmu, tapi aku masih butuh kamu. Aku hanya pergi tuk sementara, setelah final basket besok, aku akan kembali kesisimu lagi. Menjalin hubungan yang sempat terpisah ini. Tolong, jangan tinggalkan aku! Tapi setelah sidang nanti, kita putus!” Hohoho... Gara-gara TA jadi gila kayak gini. Tapi tanpa dia, saya tidak mungkin mendapatkan gelar sarjana. Terima kasih TA-ku sayang, saya tidak akan melupakan kenangan indah saat bersamamu, kapan-kapan saya mau posting tentang kamu.

Kali ini saya mau cerita sebuah kejadian yang saya alami pada hari Rabu, 15 April 2009. Sebenarnya males cerita seh, karena sangat tidak penting. Tapi berhubung masih berkesan hingga sekarang, saya abadikan saja di buku harian ini. Sungguh sebuah pengalaman yang ‘lucu sekaligus mendebarkan’ apa ‘mendebarkan sekaligus lucu’, terserah kamu lah, mbulet ae!

Diawali pada Rabu dini hari, saya bangun tidur sekitar jam dua pagi. Bukan merupakan kebiasaan saya bangun pagi-pagi seperti ini, kecuali ada suatu alasan. Misal saja untuk belajar atau sholat tahajud. Tapi waktu itu alasannya adalah untuk menonton perempat final Liga Champion Eropa. Pertandingan kala itu adalah second leg antara Chelsea vs Liverpool. Saya adalah pecinta sepak bola, terutama yang berkaitan dengan sepak bola Inggris. Di Liga Champion Eropa saya selalu mendukung tim-tim dari Inggris. Dengan urutan prioritas: Manchester United, Chelsea, Arsenal dan Liverpool. Sayang sekali di perempat final kali ini dua tim dari Inggris harus bertemu dan saling mengalahkah satu sama lain. Terpaksa saya harus memilih salah satu, sesuai urutan prioritas saya medukung Chelsea untuk maju ke babak selanjutnya.

Saya nonton bareng bersama teman-teman sacharosa lainya. Sebenarnya sungguh menyenangkan suasana nonton bareng seperti ini, karena jadi tidak sepi, sehingga tidak ngantuk. Tapi masalahnya, teman-teman lainnya adalah ‘Liverpooldlian’ (sebutan untuk pendukung Liverpool), jadilah saya bagaikan seorang ‘The Jakmania’ yang nyasar ke tengah-tengah ribuan ‘Bonekmania’, atau bagaikan wanita di sarang penyamun. Bisa dibayangkan jadinya seperti apa.

Ternyata hasil akhir sama kuat 4-4, yes!!! dengan agregat 7-5, berarti yang berhak maju ke babak semifinal adalah Chelsea. Sungguh pertandingan yang sangat seru, sampai-sampai FIFA menobatkan pertandingan ini sebagai pertandingan terbaik dalam sejarah Liga Champion. Tetapi sebagai Liverpooldlian sejati apapun yang terjadi pada timnya, mereka akan tetap mendukung dan terus bernyanyi ‘you’ll never walk alone’, tapi teman-teman saya ini tidak hapal lagunya, payah!!!


Seusai menonton sepak bola dan larut sejenak dalam eforia kemenangan Chelsea, saya pun melanjutkan tidur kembali, lumayan bisa bangun agak siangan. Maklumlah semester ini kan semester santai. Tapi sebelum itu jangan lupa sholat subuh dulu. Harus seimbang antara kebutuhan dunia dan akhirat. Tidur di pagi hari adalah waktu tidur paling nikmat menurut saya. Ditunjang oleh hawa yang sejuk, oksigen yang mulai diproduksi oleh alam, serta matahari yang masih terasa hangat. Siapa yang tahan godaan untuk tidur di pagi hari. Hmm... Tidak heran jika kita sering mimpi indah saat tidur di pagi hari.

Bicara soal mimpi, mimpi adalah refleksi dari sesuatu yang tubuh kita rasakan di saat kita tidur. Bisa dibilang mimpi adalah sebuah analogi. Contoh sederhana, saya ingat ketika waktu kecil dulu. Ketika itu, dalam mimpi saya sedang asyik bermain, tiba-tiba saya merasa kebelet, lalu saya pergi ke pinggir halaman untuk buang air kecil. Ternyata momen ketika di dunia mimpi saya buang air kecil, sama dengan momen yang saya alami di dunia nyata, yaitu mengompol. Pasti setiap orang pernah mengalami itu.

Dalam tidur saya kali ini, saya mimpi sangat indah. Saya mimpi bulan madu, (ehm.. ehm..) pergi berlibur ke Hawai bersama dengan kekasih hati. Sungguh menyenangkan, seakan dunia hanya milik berdua. Tiba-tiba, mengapa mimpi buruk itu datang. Pesawat yang saya tumpangi mengalami kerusakan mesin dan tidak dapat mempertahankan posisinya di udara. Alhasil pesawat pun terjun bebas ke darat, dan seluruh penumpang terperangkap di dalamnya. Pesawat menghantam daratan dengan keras, di tengah hutan belantara tak berpenghuni, terbelah menjadi beberapa bagian. Api pun berkobar, asap mengepul, tapi untunglah banyak penumpang yang masih hidup. Ingin rasanya segera bangun dari mimpi buruk ini.

Uhuk.. uhuk.. Mengapa sulit sekali bernafas di sini. Saya pun terbangun dari tidur. Mendapati kamar saya sudah penuh dengan asap. Sejenak terdiam, berpikir apa sebenarnya yang sedang terjadi, maklumlah masih ‘loading’ baru bangun tidur. Setelah semua saraf-saraf ‘connect’, dengan refleks saya pun lari keluar rumah, kebakaran, saya harus menyelamatkan diri. Tanpa peduli lagi terhadap harta benda yang tak ternilai harganya itu (hoho.. mbojok). Gelap sekali, sulit untuk melihat karena pandangan saya terhalang oleh asap. Sampai juga di luar rumah. Orang-orang sudah ramai berkumpul di depan rumah masing-masing, termasuk ‘Panda’. Eits.. ini bukan ‘Panda’ pembawa acara ‘Termehek-mehek’ itu, ‘Panda’ yang ini maksudnya nama anjing tetangga depan rumah, hehe..


Saya perhatikan orang-orang di sekeliling. Mengapa wajah orang-orang ini tidak kelihatan panik sama sekali, malah asyik ngobrol dan ketawa-tawa. Setelah mencari informasi, yaah.. baru sadar, ternyata bukan kebakaran, tapi sedang ada ‘foging’. Ada warga yang terserang demam berdarah katanya, jadi dilakukan penyemprotan. Jadi malu dah. Mengapa mendadak gini, tidak ada pemberitahuan sebelumnya. Bahaya kan kalo ada orang yang sedang tidur lalu kehabisan oksigen, payah...


Tiba-tiba terdengar suara bibik menyapa, “Baru bangun ya om?” sambil tertawa meledek. Bibik adalah tetangga sebelah rumah. Seorang pembantu rumah tangga, tugasnya mengasuh balita berumur tiga tahun yang bernama ‘Bima’. Bibik memang baik dan akrab sama semua anak kos sini. Tapi ada dua hal yang saya tidak suka dari bibik. Pertama, selalu memanggil saya dengan sebutan ‘om’, itu membuat saya merasa jadi lebih tua. Tapi saya bisa maklum karena Bima yang pertama memanggil saya seperti itu. Dan yang kedua adalah selalu salah menyebutkan nama lengkap saya. Dia selalu bilang kalo nama saya itu Rizki Aditya, payah, padahal sudah dibilangi berulang kali kalo nama saya itu Rizki Setiadi. Kebanyakan nonton sinetron pasti. Walaupun mirip, tapi kan gak enak dipanggil salah gitu, hahaha... dasar.

“Iya bik” jawab saya sambil tersenyum. “Hahaha... sama kayak Bima dong!” kata bibik sambil tertawa lagi. Pantesan Bima terlihat diam, tidak seperti biasanya yang selalu lari-lari kesana-kemari. Masih ngantuk rupanya, memang anak ini selalu terlihat lucu dan menggemaskan. Kalo diperhatikan dengan seksama, wajahnya mirip dengan pemain sepak bola dari Manchester United, ‘Wayne Rooney’, teman-teman juga banyak yang bilang kayak gitu. Orang tuanya sadar gak ya? Hoho..


Saya pun masuk kembali ke dalam rumah, malu diliatin sama orang-orang. Walaupun asap belum hilang seluruhnya, masih agak gelap, tapi lumayan sudah bisa bernafas. Saya kira tidak ada anak kos yang tersisa di atas. Loh, tapi kok ternyata masih tersisa dua orang. Pertama ‘brother’, dia malah asik mandi sambil nyanyi-nyanyi di dalam kamar mandi. Padahal kamar mandinya sudah gelap tertutup asap, dasar orang gila! Kedua ada Ayos, malah tidur dengan nyenyaknya. Berarti dari tadi dia tidur di sini, dan gak merasa terganggu sama sekali. Gila, anak ini bernafasnya pake apa ya??? Hohoho...

Jumat, 17 April 2009

Hari yang Aneh











" ...

Kok aneh... Inilah hari yang aneh

Aneh deh... Ya memang hari yang aneh
... "

‘Hari yang Aneh’ sebuah reality show yang membuat hari si artis menjadi terasa aneh. Saya kira itu hanya bisa terjadi di televisi saja, tetapi ternyata saya alami juga pada hari Minggu, 12 April 2009, kemarin. Keapesan beruntun terus datang tanpa diduga dan tanpa kompromi. Semua yang telah dipersiapkan, direncanakan dan berada di angan-angan, hilang sudah.

Diawali hari Minggu pagi, perjalanan pulang ke Surabaya. Sebenarnya saya biasa ke Surabaya naik kereta Cantik Express, dikarenakan beberapa faktor, yang pertama adalah ingin tiba di Surabaya lebih awal, untuk menghadiri sebuah resepsi pernikahan, dan yang kedua karena kehabisan tiket. Jadilah saya naik kereta ekonomi Logawa. Sesuai jadwal, kereta Logawa berangkat dari Stasiun Jember pukul 5 pagi, satu jam lebih awal dari jadwal keberangkatan kereta Cantik Express. Entah mengapa pagi itu saya baru bangun tidur pukul 04.30 WIB, padahal alarm sudah saya setel pukul 4 pagi. Itupun tidak bangun sendiri, ibu saya yang membangunkan sambil marah-marah. Inilah awal dari segalanya, segala keanehan yang saya alami hari itu.

Tiga puluh menit lagi, adalah waktu yang tersedia untuk mencapai Stasiun Jember. Mendengar suara alarm yang sangat keras, bukan berasal dari hape saya, tetapi berasal dari suara ibu, hehe... Saya langsung terbangun, melihat ke arah jam, tanpa sempat lagi mendengarkan nasehat ibu saya (lebih tepatnya omelan), langsung menuju kamar mandi, sikat gigi, ambil wudhu, sholat subuh biar diberi keselamatan, walaupun sholatnya bisa digologkan kategori express. Kemudian, kebiasaan buruk saya jika ingin berpergian adalah ‘packing’ di saat-saat terakhir. Inilah yang membuat waktu saya semakin tipis. Alhasil banyak barang-barang yang tertinggal, termasuk oleh-oleh titipan teman saya, sorry... Seperti biasa, sebelum berangkat saya berkewajiban menghabiskan sarapan terlebih dahulu. Jika tidak, saya tidak mungkin diijinkan untuk berangkat, prinsip ibu saya mungkin lebih baik terlambat daripada tidak sarapan, hoho... Sungguh tidak nyaman dikejar-kejar waktu seperti ini.

Diantar ayah menuju stasiun, ternyata tidak makan waktu lama, karena jalanan masih sepi. Pukul 04.55 WIB sampailah di Stasiun Jember, Alhamdulillah, bisa agak santai berjalan menuju loket. Wuihh!!! Sampai di loket saya dikejutkan oleh antrian pembeli tiket yang sangat panjang. Tidak biasanya ramai seperti ini, mungkin karena ini arus balik, setelah libur pemilu. Semakin meruntuhkan semangat saya saja, ingin pulang ke rumah lagi rasanya, tapi ayah saya sudah ngacir pergi. Untunglah malaikat penyelamatku datang, namanya Fajar, teman satu kos, memang sudah janjian sebelumnya seh mau pulang bareng. Ternyata saya sudah dibelikan tiket olehnya, yess! tidak perlu antri, kami langsung naik ke kereta, cari tempat duduk yang nyaman.

Di dalam kereta ternyata banyak sekali bertemu teman-teman mahasiswa yang juga pulang ke Surabaya. Di antaranya ada Agita dan Aya, dari Jurusan Teknik Industri ITS. Sungguh menyenangkan, menjadi setitik embun di pagi hari, haha lebay... Jadinya kami berempat duduk bareng berhadap-hadapan. Kami asik ngobrol, tapi saya lebih banyak diam dan mendengarkan, mengamati mereka berbicara. Mata saya terasa sangat berat, mungkin ini adalah multiple effect dari udara sejuk pagi hari, perut yang terisi penuh, dan saya yang belum mandi tadi, hahaha... Tidak terasa saya sudah memasuki alam bawah sadar, tidur lebih dalam dan mimpi indah, seperti terkena hipnotis Romi Rafael.


Beberapa jam kemudian, sekitar pukul 08.00 WIB, terasa sangat gerah sekali di dalam gerbong ini. Saya pikir biasa lah namanya juga kereta ekonomi, tetapi kenapa perasaan saya tidak enak. Saya pun terbangun dari tidur, mengamati sekitar, tentu saja ada yang janggal, kenapa kereta ini berhenti di tengah-tengah perjalanan, tidak seperti biasanya yang hanya berhenti di stasiun saja. Saya coba bertanya pada teman saya, tapi mereka masih lelap tidur, seakan tidak merasakan panas dari sinar matahari yang menembus sampai ke dalam gerbong. Mungkin kress, masih menunggu kereta dari arah lain, pikir saya.

Satu jam kemudian, kereta Cantik Express lewat di sebelah kami, seakan berbicara “Dadaaahhh... kami duluan ya!” Seluruh penumpang mulai terlihat bingung, semua bangkit dari tidurnya, bahkan bangkit dari tempat duduknya, pasti ada yang tidak beres. Seharusnya kereta kami dulu yang sampai di Surabaya. Menurut jadwal, kereta Logawa tiba di Stasiun Gubeng pukul 09.00 WIB, sedangkan kereta Cantik Express tiba pukul 10.00 WIB, mengapa di tengah jalan kereta kami didahului. Informasi berdatangan, tentu saja dari mulut ke mulut, yang tidak jelas sumber dan kebenarannya. Isu pun menyebar, katanya lokomotif rusak, masih menunggu kiriman lokomotif pengganti dari Jember, yang akan datang berbarengan dengan kereta Sri Tanjung, sekitar pukul 12.00 WIB, mampus!!! Sontak para penumpang gelisah, bahkan tidak sedikit yang turun dan melanjutkan perjalanan dengan naik bus. Kami mencoba bersabar menunggu perkembangan selanjutnya. Pupus sudah rencana saya dan Fajar untuk menghadiri resepsi pernikahan teman kami, mbak Silvi biasa kami memanggil. Yah... apa boleh buat, bukan kesalahan kami.


Kami pun terus bersabar menunggu, bersama sebagian penumpang lainnya. Di dalam gerbong yang sangat panas, keringat pun bercucuran. Gak rugi saya tidak mandi tadi pagi, karena sekarang tidak ada bedanya yang sudah mandi dan yang belum, hoho... Kesabaran itu membuahkan hasil juga, sekitar pukul 10.00 WIB, tiba-tiba terdengar suara mesin lokomotif, dan getarannya terasa dari gerbong kami. Nampaknya lokomotif berhasil diperbaiki, jadi tidak perlu menunggu lokomotif pengganti dari Jember. Menurut perhitungan, jika perjalanan lancar, kami akan tiba di Surabaya sekitar pukul 11.30 WIB. Itu berarti harapan untuk menghadiri resepsi pernikahan mbak Silvi masih ada, karena di undangan tertera acara pukul 09.30 – 13.00 WIB.

Sungguh perjalanan yang melelahkan. Perut saya mulai terasa lapar, padahal tadi pagi sudah diisi penuh. Mengapa cepat sekali kosongnya, padahal aktivitas yang dilakukan hanya tidur dan duduk, hehe... Tapi teman-teman saya pun merasakan hal yang sama, wajar kok. Sudah terbayang-bayang makanan di resepsi nanti, jadi tidak sabar rasanya ingin cepat sampai. Tapi kedua cewek ini terus saja menghasut, katanya tidak cukup waktunya lah, mau hujan lah, hahaha... Dasar!!!

Pukul 11.30 WIB, kereta Logawa tiba di Stasiun Gubeng, Surabaya. Tanpa membuang-buang waktu lagi saya dan Fajar cepat-cepat turun dari kereta dan keluar stasiun, menghampiri jemputan, langsung menuju Sacharosa tentunya. Sampai di kosan, jam sudah menunjukkan pukul 12.00 WIB, wah... lagi-lagi harus kejar-kejaran dengan waktu. Saya langsung mandi agar terlihat fresh, kemudian setrika baju biar terlihat rapi. Pukul 12.30 WIB kami siap berangkat, tapi kami cuma berempat, anggota Sacharosa laiinya masih sibuk mudik, gak seru!!!

Resepsi bertempat di Mapolda Jawa Timur, menggunakan dua buah sepeda motor, kami langsung tancap gas. Perjalanan dari Sacharosa menuju Mapolda ditempuh hanya dalam waktu sepuluh menit, huffh! Sampai juga akhirnya. Tapi kenapa perasaan kami jadi tidak enak lagi, ada yang salah kayaknya. Setelah dikroscek ke satpam, ternyata benar, ini bukan resepsinya mbak Silvi, ini resepsi orang lain. Memang acaranya barengan, tapi satunya bertempat di gedung sebelumnya. Putar balik!!!

Ketemu juga tempat yang dimaksud, parkir motor, langsung menuju ke dalam gedung. Jam menunjukkan pukul 13.00 WIB tepat. Acaranya sudah selesai kayaknya, sudah sepi, banyak orang yang beres-beres. Hilang sudah kesempatan untuk menyaksikan resepsi pernikahan, sebuah prosesi ‘ngunduh mantu’ khas Jawa Timur, sungguh mengecewakan. Tak apalah, niat kami kan mau mengucapkan selamat, yang penting bisa ketemu. Untunglah di dalam masih ada mbak Silvi-nya. Kami pun disambut hangat, walaupun mempelai prianya tidak terlihat, sibuk beres-beres kayaknya. Kami pun disuruh makan, walaupun hanya sedikit menu yang tersisa, bahkan hampir diberesi sama cleaning servicenya, lumayan lah, walaupun jauh dari ekspetasi saya, haha.. Setelah kenyang, kami pamit pulang, gak enak lama-lama mengganggu, hehe..


Perjalanan pulang bisa agak santai, tidak perlu ngebut lagi. Menikmati hembusan angin di atas sepeda motor, di tengah teriknya dan panasnya hawa kota Surabaya. Wuih!!! So Hot!!! Tenggorokan terasa kering sekali, kami mampir dulu di dekat kampus Deteksi, beli degan ijo, sueger!!!


Biasanya di akhir acara ‘Hari yang Aneh’, presenter ‘Uya Kuya’ mendatangi si artis untuk memberitahukan kalau dia telah dikerjain. Beda dengan ini, kok gak ada yang datang ya, mudah-mudahan kesialan saya ini cukup sampai di sini saja.


***

Sacharosa mengucapkan kepada Doddy Fairdyance dan Silviana Husein, selamat menempuh hidup baru, semoga menjadi keluarga yang sakinah, mawadah, dah warohmah, amin.


Kalimat indah buat mereka :

Kalian telah diciptakan berpasang-pasangan, dan selamanya pula kalian akan berpasanagan.
Tapi biarkan ada ruang antara kalian, tempat angin surgawi melintas dan memainkan tarian.
Saling mengasihilah selalu, tapi jangan jadikan cinta sebagai belenggu.
Biarkan cinta bergerak, mengalir antara dua cinta.
Bernyanyi dan menarilah bersama dalam segala suka dan duka, dan sisakan ruang bagi masing-masing untuk menghayati ketunggalannya.
Berikan hati, namun jangan saling menguasainya, sebab hanya tangan kehidupan yang akan mampu mencukupi.

(Kahlil Gibran)


Rabu, 15 April 2009

Selasa, 07 April 2009

Budi Anduk For President


Launching T-shirt berjudul ‘Budi Anduk For President’ yang dibuat dalam rangka menyambut pesta demokrasi. Membawa pesan agar Rakyat Indonesia tidak lupa menggunakan hak pilihnya pada pemilu legislatif nanti tanggal 9 April 2009. Untuk Indonesia yang lebih maju...

Sebuah T-shirt keren karya hifatlobrain.blogspot.com ini telah dipesan lebih dari 30 buah. Sebagai partner hifatlobrain, sacharosa mengucapkan selamat dan sukses, semoga usahanya semakin maju dan terus bermunculan ide-ide baru di waktu depan. Untuk yang belum sempat memesan, nantikan produk terbaru dari hifatlobrain, bisa dilihat di hifatlobrain.blogspot.com atau di blog ini.