Jumat, 20 Maret 2009

High Dynamic Range















Setelah membaca judul artikel ini, dalam benak anda mungkin bertanya-tanya, High Dynamic Range, apa maksudnya? Istilah ini memang terdengar asing bagi sebagian orang, sama seperti saat dulu saya pertama kali mendengarnya. HDR (High Dynamic Range) adalah salah satu teknik pemotretan yang bisa menghasilkan foto yang detil dan ketajamannya pun sangat jelas, seperti pada saat anda melihat obyek tersebut secara langsung.

Setelah melihat foto di atas, dalam benak anda mungkin akan bertanya-tanya kembali, apakah hubungannya HDR dengan pria di atas? Benda apakah yang dipegang pria itu? Berapakah jumlah uang yang dipegang pria itu? Mengapa pria itu terlihat begitu tampan? Hahaha... Stop! Jangan bertanya-tanya lagi, saya akan jelaskan semuanya.

Sebenarnya tulisan ini dibuat karena ada permintaan dari teman saya. Dia baru saja menyelesaikan sidang tugas akhirnya, dan berencana melanjutkan studinya ke Perancis, serta bercita-cita untuk segera menikah. Nice plan!!! Selamat dan semoga sukses. Banyak teman menganggap saya orang yang sombong, padahal sebenarnya tidak, apalagi kalau sudah kenal dekat. Mungkin kalau sedikit cuek itu benar, makanya sekarang saya mau lebih perhatian sama teman-teman, salah satunya dengan cara mewujudkan permintaan mereka seperti ini. Memang antara sombong, cuek, percaya diri, itu sulit dibedakan, apalagi kalau hanya dilihat dari luarnya saja. Yang paling mengerti diri kita hanya Dia yang menciptakan, karena Dia lebih dekat daripada urat nadimu sendiri.

Tahun 2007, Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh November tempat saya kuliah, tepat berusia 50 tahun. Dalam kemeriahan peringatan ulang tahun emas ini, salah satunya diadakan lomba foto. Lomba yang berhadiah total kurang lebih 8 juta rupiah ini, ditujukan untuk kalangan sipil, dan bertema Suasana Kampus Teknik Sipil. Tentu saja ini sangat menarik, karena hadiahnya yang tergolong besar dan saingannya yang hanya dari kalangan kampus. Bulat sudah keputusan untuk ikut serta dalam lomba ini.

Mengambil kata-kata teman saya, “Saya adalah orang biasa yang dikelilingi orang-orang luar biasa,” rasanya cocok untuk menggambarkan keadaan ini. Tim saya terdiri dari tiga orang. Pertama, bernama Wulung Anggara Hanandita, mahasiswa sebuah universitas di Jepang, gila fotografi sejak kecil, menjadi ketua panitia IJPE (Indonesia Japan Photo Exhibition) A Photo Exhibition for International & Cultural Exchange Between Indonesia and Japan, pada tahun 2008. Kebetulan saat ada lomba ini dia sedang libur musim panas dan pulang ke Indonesia. Kedua, adalah Hanif Santoso, mahasiswa Teknik Geomatika ITS, tidak kalah gilanya dengan yang pertama, menjadi fotografer ITS Online sejak 2005. Ketiga, ya saya sendiri. Berikut foto-foto yang kami kumpulkan ke panitia lomba, beserta deskripsi fotonya.

______________________________________________________________

Teknik Sipil ITS :
“TAMAN KAMPUSKU”


Kehidupan manusia tak bisa dipisahkan dengan lingkungan sekitarnya. Dimana pun berada, di situ pula seseorang yang berpijak memiliki tanggung jawab terhadap lingkungannya. Seperti halnya yang terdapat di Kampus Teknik Sipil ITS ini. Terlihat di berbagai sudut halaman, taman yang tertata dengan rapi. Keberadaannya tak hanya memberikan fungsi keindahan secara estetika. Namun yang lebih penting adalah fungsinya sebagai penyeimbang lingkungan. Oleh karenanya dapat memberikan suasana lingkungan tetap bersih, sehat serta nyaman.

Untuk itu dalam kesempatan ini, saya ingin menunjukkan keindahan itu lewat lensa kamera. Terdiri dari tiga foto yang semuanya terdiri dari gambar keadaan taman. Foto diambil dengan teknik HDR (High Dynamic Range). Menggabungkan tiga frame dengan exposure yang berbeda untuk mendapatkan hasil pencahayaan yang baik. Digunakan kamera Canon EOS-1D Mark II.

1. Taman Teknik Sipil ITS tampak depan


Terlihat secara luas keindahan taman Teknik Sipil ITS pada sore hari, yang kini usia mencapai usia emas (50 tahun) dengan berbagai gelar prestasinya yang telah dicapainya.


2. Taman Teknik Sipil ITS tampak atas


Hijaunya dedaunan pada pohon serta rumput memberikan kesegaran serta kenyamanan di sekitarnya. Khususnya pada laboratorium struktur dan hidro yang letaknya berdektan dengan taman.


3. Detil taman Teknik Sipil ITS


Kesejukan suasana taman sebelah laboratorium hidro terpancar di pagi hari. Seiring menyambut dimulainya aktivitas akademik di kampus Teknik Sipil ITS.


Surabaya, 26 September 2007
Rizki Setiadi
NRP. 3105 100 084

______________________________________________________________


Alhamdulillah, foto yang pertama dianugerahi juara I, dan foto yang ketiga juara IV atau harapan I. Kami sungguh tidak menyangka mendapatkan ‘double-double’ seperti itu. Sebenarnya hasil jepretan kami cukup banyak, tetapi setelah diseleksi dipilihlah tiga foto tersebut, kami tidak tau kalo satu orang bisa menang lebih dari satu kali (seperti Ana Bella dan Brandon), tau gitu kami kumpulkan saja semua foto-fotonya, hehe. Hadiah yang didapatkan lumayan lah, bisa dibuat makan-makan, itung-itung sebagai ucapan terima kasih kepada teman-teman sacharosa yang turut membantu. Tidak lupa juga terima kasih buat saudara Hanif dan Wulung. Kameranya keren, menang lomba ini sepuluh kali belum bisa terbeli itu kamera, he.


Mudah-mudahan setelah membaca cerita di atas bisa menginspirasi teman-teman. Sekarang saatnya bagi-bagi tips (kumat sombongnya, memang sulit dibedakan kan). Ini diambil dari majalah Snap! Inspirasi dan Panduan Fotografi, edisi Maret 2007. Hakikat foto adalah memindahkan pandangan mata ke dalam media rekam sehingga terciptalah gambar dua dimensi. Di tangan fotografer berpengalaman, subyek yang terekam dalam foto itu bisa tampak lebih hidup dan seolah membentuk bidang tiga dimensi.

Untunglah, teknologi digital memudahkan segala hal, termasuk membuat foto 3D. Lihatlah foto-foto di atas, semuanya memperlihatkan kedalaman ruang atau berdimensi. Detil dan ketajamannya pun sangat jelas, seperti pada saat anda melihatnya secara langsung. Itulah kehebatan teknik HDR. Kelemahan kamera digital, yakni kurang bisa merekam subyek dengan kekontrasan tinggi, teratasi oleh HDR. Setiap detil dalam foto-foto kami tidak satu pun memperlihatkan bagian gelap menghitam atau terang berlebihan.

Jujur saja, sebetulnya teknik memotret untuk mendapatkan foto HDR sama saja dengan teori memotret pada umumnya. Bedanya, kali ini anda mesti membuat banyak foto dengan sasaran yang sama. Pastikan subyek foto tidak bergerak. Gunakan tripod agar kamera tidak goyang. Geser sedikit saja, foto HDR pasti tampak berbayang atau tidak fokus.

Yang harus diingat, HDR dapat membuat semua bagian gambar terlihat jelas dan detil, baik dalam hal warna maupun ketajaman. Jadi, HDR sangat cocok diterapkan pada foto landscape, terutama yang memiliki perbedaan gelap dan terang sangat mencolok. Obyek lain juga boleh anda jadikan foto HDR. Saran kami, carilah sudut pengambilan gambar yang bisa memperlihatkan dimensinya, misalnya lorong yang menyempit. Ini butuh imajinasi.

Sebaiknya, gunakan lensa dengan fokus manual. Kamera saku biasanya tidak dilengkapi fasilitas fokkus manual. Bila situasinya demikian, apa boleh buat, usahakan fokus otomatis di kamera ini selalu menunjuk titik yang sama pada setiap pemotretan.

Potretlah sasaran anda dengan beragam takaran eksposur supaya nantinya tak ada bagian gambar yang terlalu gelap maupun terang. Jepretlah subyek tersebut dengan nilai eksposur normal terlebih dahulu. Selanjutnya, ubah intensitas cahaya dengan memperlambat (untuk kondisi overexposure) atau mempercepat kecepatan rana (menciptakan foto underexposure). Jangan mengubah diafragma lensa karena akan merusak ketajaman gambar pada foto HDR.

Sesudah terkumpul, siapkan semua gambar tadi di komputer. Gunakan aplikasi olah gambar digital khusus untuk menyulapnya menjadi foto HDR. Selain photoshop, ada beberapa software untuk membuat foto HDR, salah satunya memakai program Photomatic Pro 2.3.3, karena ringan dan hasilnya bagus. Versi trial-nya dapa anda unduh dari www.hdrsoft.com. Tips untuk membuat HDR dari sebuah foto, sebaiknya gunakan potret berformat RAW agar warna pada foto tetap akurat.

Pesan kami, walau demikian, teknik HDR tidak akan mematikan fotografi. Teknik pemotretan yang baik tetap syarat utama untuk menghasilkan karya yang baik juga.

Selasa, 10 Maret 2009

Farah Quinn???










Bagi yang jarang nonton televisi pasti asing dengan nama Farah Quinn. Artis pendatang baru kah?

Farah Quinn ini adalah host di acara Ala Chef, sebuah acara masak-memasak di Trans TV dengan konsep baru yang lebih fresh dan berbeda dengan acara memasak lainnya. Acara yang tayang setiap hari Kamis dan Jumat pukul 10.00 wib, menyedot banyak perhatian, tidak hanya ibu-ibu dan remaja putri, bahkan kaum adam pun kini mulai tertarik dengan acara ini. Tentu saja ini tidak lepas dari kehebatan dan daya tarik pembawa acaranya Farah Quinn.


Adakah hubungan antara keseksian dan masakan? Di tangan Farah Quinn keduanya tidak hanya berhubungan, tetapi menyatu. FQ memang membawa sesuatu yang berbeda pada acara kuliner di televisi Tanah Air. Tidak tanggung-tanggung, dia melakukan itu dengan menggabungkan antara keseksian dan keahlian memasak. Farah menjadi tampak sangat berbeda dengan pengasuh acara kuliner lain di televisi yang kebanyakan laki-laki. Selain itu, dia juga memiliki modal yang lebih dari cukup untuk diterima pasar. Dia menarik, memiliki keahlian, prestasi, pengalaman, dan penampilannya amat modis. Satu lagi, gaya bicaranya yang campur aduk menjadi keunikan tersendiri.

Banyak yang mengira terpilihnya Farah untuk memandu acara yang sering syuting di lokasi terbuka ini disebabkan oleh wajah cantik dan postur tubuhnya yang seksi, padahal modal Farah untuk menjadi host kuliner boleh dibilang tidak main-main karena ia telah menyandang predikat chef / koki dengan spesialisasi pastry.

Tahun 1996, Farah yang waktu itu kelas I SMA di Bandung mengikuti program pertukaran pelajar yang dia biayai sendiri dan ditempatkan di Pennsylvania. Hijrahnya Farah ke AS seperti mengarahkan hidupnya pada bidang yang ia cintai sewaktu kecil, memasak. Lulus sebagai sarjana keuangan, ia sempat bimbang ketika hendak melanjutkan S-2. Bulat sudah keputusannya untuk profesional di bidang memasak, belajar di Pittsburgh Culinary Institute, Ia mengikuti semua tahap untuk menjadi juru masak kepala (chef). Sambil kuliah, Farah juga nyambi bekerja di Lydia’s Pittsburgh, restoran Italia terkenal di Pittsburgh, Pennsylvania.

Lulus kuliah, Farah pindah ke Phoenix, Arizona, menjadi ahli pastry di Arizona Biltmore Resort. Belajar tetap dilakoninya di World Pastry Championships dan sempat berguru kepada ahli pastry seperti Ewald Notter dan Collete Peters. Dia meniti karier dari bawah hingga akhirnya menjadi chef dalam waktu lima tahun. Sebagai juru masak yang cantik, dia juga sempat dilirik media massa di AS. Dia ditulis di 944 Magazine dan harian The Arizona Republic. "Mereka menyebut saya a beatiful and sexy chef from Indonesia," kata Farah. “Ah, senangnya”.

Tahun 2005, dibawah arahan chef selebritas James Mullaney, Farah berkesempatan membuat makanan penutup untuk Pertemuan G-8 di Sea Island, Georgia. Olahannya dicicipi Ibu Negara AS, Laura Bush, dan sejumlah delegasi lain. Tahun itu juga Farah dan suaminya, Carson Quinn, membuka restoran bintang empat, Camus, di New York. Jumlah karyawan mereka 35 orang, antara lain dari Meksiko dan Asia. Dua tahun berdiri, Camus dijual. Untuk membuat restoran baru, Farah masih berpikir-pikir.


Tahun 2008, Farah pulang berlibur ke Indonesia, dan ia ditawari untuk menjadi host sebuah program televisi. Sejak November 2008, dia mulai menjadi pembawa acara Ala Chef di Trans TV. Sebetulnya sebelum pulang berlibur ke Indonesia, ia sudah mendapat pekerjaan baru di Hotel Four Season, Phoenix, Amerika. Namun, ia telanjur kecantol program televisi Ala Chef. Dia sangat menyukai bekerja sambil bertamasya di pekerjaannya kali ini.


Farah sangat suka berpergian bersama teman-temannya, baik itu di Indonesia ataupun di Amerika. Dia sangat bangga bisa mengabdikan dirinya, sebagai seorang ibu dan istri. Farah memfokuskan hidupnya untuk keluarga, dan percaya bahwa karir dan orang-orang di sekitarnya membuat hidupnya menjadi spesial.

Apa Kata FQ :

"Bersama Farah Quinn dengan yummy sexy food," (begitu kata Farah di pengujung acara Ala Chef).


"Hmmm... yummy," (ucapnya usai mencicipi secuil makanan yang baru dia masak. Itu adalah ungkapan khas Farah setiap usai mencicipi satu menu).


"Kalau sudah di depan kamera, saya lebih mudah berbicara dalam bahasa Inggris," (ujar Farah yang mengaku kemampuan berbahasa Indonesia-nya kian membaik setelah tinggal di Indonesia enam bulan terakhir).

"Cooking is a sexy thing, ketika kamu bisa mengerjakan (memasak) sendiri, it's sexy, memasak bisa dikerjakan siapa saja, termasuk orang seksi" (Dia mengingatkan agar para perempuan tidak perlu khawatir kecantikannya memudar atau telapak tangan menjadi kasar akibat memasak).

Adakah masakan Indonesia yang seksi? "Ada. Gado-gado," jawab Farah cepat.

"Saya sudah siap dengan segala risikonya. Pasti ada yang suka dan tidak suka dengan penampilan saya, I have to prove that I have a culinary background," (kata Farah yang mengaku sempat diajak main sinetron dan diminta menjadi presenter acara gosip hingga sepak bola sejak muncul di Ala Chef).

"Dalam hati, aku selalu suka baking. Passion-ku ternyata di masak. Daripada S-2, mending memasak, jelas ada gunanya. Kalau enggak masuk industri, minimal bisa memasak di rumah," kata dia.

"Usia tujuh tahun aku sudah biasa main dengan terigu, bikin bolu, puding, es krim. Aku sudah bisa bikin agar-agar berbentuk semangka," (Sejak kecil Farah memang gemar masak, khususnya kue. Sewaktu kelas I SD ia kerap ikut ibunya kursus memasak. Ia mempraktikkan sendiri di dapur).

"Bikin restoran itu seperti punya baby. Chef harus involved, harus train pegawai, sampai baby-nya besar. Jadi aku enggak bisa liburan. Kalau pelayan enggak masuk, aku yang turun tangan. Suamiku juga ikut bantu. Ia bisa masak di rumah, tetapi kalau udah serve di restoran harus di-train juga, Aku juga melalui pekerjaan berat di kitchen. Aku juga angkat karung terigu," (Tahun 2005 Farah dan suaminya, Carson Quinn, mendirikan restoran bintang empat, Camus).

Dua tahun berdiri, Camus dijual. "Harganya tinggi sehingga tidak bisa kami elak, ha-ha-ha.... Pas kebetulan aku melahirkan Armand, sekalian beristirahat," terang Farah.



"Aku mencampur apa yang aku pelajari, pastry, dan apa yang aku cintai, salah satunya masakan Indonesia, Saya cenderung mix, yang penting sehat,” (Di Ala Chef, Farah tidak hanya memamerkan kepiawaiannya membikin kue. Soal selera, Farah tak akan pernah mau memilih antara masakan Indonesia dan sajian luar).

“Saya cinta fashion. Apalagi dengan terjun ke industri ini,” (Penampilan buat Farah sama pentingnya dengan kemampuan memasak).


Biodata:

Farah Fauzan Quinn
Kelahiran: Bandung, 8 April 1980
Berat dan tinggi badan: 50 kg/172 cm
Suami: Carson Quinn
Anak: Armand Fauzan Quinn
Pendidikan: Pittsburgh Culinary Institute

Karier:
Pembawa acara Ala Chef sejak November 2008
Mendirikan restoran Camus, 2005
Chef di Lydia's Pittsburgh, Pennsylvania
Ahli pastry di Arizona Biltmore Resort, Phoenix, Arizona
Chef di Pertemuan G-8 di Sea Island, Georgia, 2005